keterlibatan perempuan dalam pembangunan global
TEORI PEMBANGUNAN
1. Jelaskan keterlibatan perempuan dalam pembangunan global ?
Jawab :
Konsep pembangunan kemampuan peranan perempuan yang dipergunakan berkembang
menjadi pemberdayaan perempuan yang berarti meningkatkan kualitas dan peran
perempuan pada semua aspek kehidupan baik secara langsung atau tidak langsung
melalui penciptaan situasi-situasi yang kondusif sebagai motivator dan
akslerasi proses pembangunan. Sehingga Karls (1995) memandang bahwa
pemberdayaan kaum perempuan sebagai suatu proses kesadaran dan pembentukan
kapasitas (capacity building) terhadap partisipasi yang lebih besar, kekuasaan
dan pengawasan dalam pembuatan keputusan dan tindakan transformasi agar
menghasilkan persamaan derajat yang lebih besar antara perempuan dan kaum
laki-laki.
Diakui selama ini ada anggapan bahwa kualitas perempuan dalam pembangunan masih
sangat rendah, yang menyebabkan peran kaum perempuan tertinggal dalam segala
hal. Maka untuk mengatasinya diperlukan upaya dan strategi mengintegrasikan
gender ke dalam arus pembangunan dengan cara menempatkan perempuan sebagai
subjek pembangunan dan menghilangkan faktor kendala yang dihadapi perempuan
dalam pembangunan dengan melakukan kegiatan analisis dan evaluasi.
· sejauhmana
perempuan terlibat dalam program-program pembangunan
· sejauhmana kualitas
tenaga kerja perempuan
· hambatan-hambatan
apa saja yang dihadapi perempuan dalam kegiatan pembangunan
· upaya-upaya apa
saja yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan peran perempuan
· faktor apa sajakah
yang dominan berpengaruh terhadap hubungan gender
· bagaimana pemecahan
masalah yang dihadapi perempuan.
Maka dengan kerangka ini tentunya akan dapat dihasilkan suatu identifikasi
sejauhmana peranan perempuan dalam pembangunan dewasa ini.
Salah satu indikator integrasi perempuan dalam pembangunan adalah tingkat
partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan disemua bidang lapangan kerja
sebagai politikus, PNS, karyawan, buruh perusahaan termasuk petani, hingga
tahun 1998 saja mencapai 40,2 persen.
Kondisi ini dapat dipahami begitu besar andil perempuan dalam pembangunan
nasional yang diprediksi akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Meskipun
Women In Development Approach (WID) yang diperkenalkan oleh United States
Agency for International Development (USAID) bahwa perempuan merupakan sumber
daya yang belum dimanfaatkan secara optimal untuk memberikan sumbangan ekonomi
dalam pembangunan. Ini berarti bahwa perempuan dan pembangunan telah menjadi
sorotan dunia internasional termasuk lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam
kajian yang lebih komprehensif.
Hubeis (1985) mengatakan, analisis alternatif peran perempuan dalam
mendorong pembangunan dapat dilihat dari tiga aspek yakni :
1. peran tradisi atau
peran domestic yang berkaitan dengan pekerjaan rumah tangga. Perempuan yang
berhasil mengelola rumah tangga dengan baik akan menjadi inspirasi dan
motivator bagi pelaku pembangunan
2. peran transisi yang
berkaitan dengan garapan lahan pertanian atau bekerja di usaha keluarga
3. peran kontemporer Perempuan memiliki peran di luar rumah tangga
atau disebut wanita karier.
Peran-peran ini menunjukkan bahwa perempuan baik langsung maupun tidak
langsung mempunyai kontribusi yang besar terhadap pembangunan bangsa.
Pemerintah telah menempatkan kaum perempuan sebagai partner yang manis bagi
pembangunan. Isu gerakan dan pemberdayaan perempuan yang berkembang berkisar
dalam suatu pemikiran bahwa perempuan sebagai sumber daya pembangunan, dengan
kata lain politik gender telah memakai pendekatan Women In Development dimana
perempuan terintegrasi sepenuhnya dalam derap pembangunan nasional.
Konsep ini memberikan porsi kepada kaum perempuan untuk lebih eksis
meningkatkan peran sertanya dalam pembangunan menuju bangsa yang sejahtera dan
penuh kedamaian.
Kurangnya keterlibatan perempuan dalam pembangunan karena
perempuan dianggap tidak bisa jadi pemimpin.
2. Apa yang anda
pahami tentang teori modernisasi, depedensi dan sistem dunia serta teori pemberdayaan
?
Jawab :
· Teori modernisasi
Teori modernisasi
lahir di tahun 1950-an di Amerika serikat, dan merupakan respons kaum
intelektual terhadap perang dunia yang bagi penganut evolusi di anggap sebagai
jalan optimis menuju perubahan. Teori ini lahir dalam suasana ketika dunia
memasuki ‘perang dingin’ antara negara negara komunis di bawah pimpinan Negara
sosialis uni sovyet Rusia (USSR).
Teori ini berpandangan bahwa negara-negara terbelakang akan meniru
seperti apa yang telah dilakukan oleh negara-negara industri maju. Dengan
meniru begara-negara maju mereka akan menjadi berkembang melalui proses
modernisasi .
Jadi teori ini
menjelaskan tentang masyarakat terbelakang ke masyarakat modern. Modernisasi
merupakan proses perubahan terhadap sistem ekonomi, sosial, politik dan budaya.
· Teori Depedensi
Teori Modernisasi melihat permasalahan pembangunan lebih banyak dari sudut
kepentingan Amerika Serikat dan negara maju lainnya. Sedangkan teori dependensi
memiliki posisi yang sebaliknya. Teori ini lebih menitikberatkan pada persoalan
keterbelakangan dan pembangunan negara Dunia Ketiga. Teori dependensi mewakili
“suara negara-negara pinggiran” untuk menentang hegemoni ekonomi, politik,
budaya, dan intelektual dari negara maju.
Teori dependensi juga mendapatkan kritik karena rumusan kebijaksanaan yang diajukan teori dependensi tidak jelas. Rumusan tersebut tidak menjelaskan secara detail bagaimana Dunia Ketiga harus bertindak. Kekurangan ini diperbaiki dalam teori dependensi baru. Teori dependensi baru telah dengan sadar memberikan perhatian pada kemungkinan untuk munculnya ciri ketergantungan yang unik dan khas secara historis. Negara Dunia Ketiga tidak lagi dipandang hanya semata-mata sebagai negara yang bergantung pada asing, tetapi sebagai aktor yang aktif secara cerdik berusaha untuk bekerja sama dengan modal domestik dan modal
Teori
System Dunia
Teori sistem dunia lahir atas kritikan terhadap teori modernisasi dan teori
dependensi, di mana Immanuel Wallerstein mengatakan bahwa dunia adalah sebuah
sistem kapitalis yang sangat kuat pengaruhnya terhadap sejumlah negara yang ada
di dunia, sehingga dalam kaitan integrasi yang terjadi juga hanya berdasarkan
kepentingan ekonomi dari pada relasi politik. Dapat dikatakan bahwa hubungan
yang terjadi hanyalah bersifat profit dan defisit. Teori ini berkeyakinan bahwa
tak ada satupun negara yang mampu melepaskan diri dari sistem kapitalis.
Artinya dari strategi yang dipaparkan oleh Wallstrein, setiap negara mampu
untuk melepaskan diri dari statusnya sebelumnya, tetapi barangkali negara
tersebut tidak bisa melepaskan diri dari kekuatan kapitalis yang mengikat. Hal
ini terjadi karena setelah beberapa lama masuk dalam sistem kapitalis, maka
menurut penulis mereka telah memiliki pengalaman yang telah di selektif
terhadap apa yang mereka lihat, rasakan, dan mereka dapatkan, maka mereka mampu
mempelajari semua sistem kapitalis dan secara tidak sadar mereka akan tetap
menggunakan sistem kapitalis sebagai sistem ekonominya, karena keterikatan dan
pengalaman yang telah didapatkan.
Teori
Pemberdayaan
Pemberdayaan menurut arti secara bahasa adalah proses, cara, perbuatan membuat
berdaya, yaitu kemampuan untuk melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak yang
berupa akal, ikhtiar atau upaya (Depdiknas, 2003). Masyarakat adalah kesatuan
hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas
bersama (Koentjaraningrat, 2009).
Dalam beberapa kajian mengenai pembangunan komunitas, pemberdayaan
masyarakat sering dimaknai sebagai upaya untuk memberikan kekuasaan agar suara
mereka didengar guna memberikan kontribusi kepada perencanaan dan keputusan
yang mempengaruhi komunitasnya (Foy, 1994). Pemberdayaan adalah proses transisi
dari keadaan ketidakberdayaan ke keadaan kontrol relatif atas kehidupan
seseorang, takdir, dan lingkungan (sadan,1997).
Menurut Mubarak (2010) pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai
upaya untuk memulihkan atau meningkatkan kemampuan suatu komunitas untuk
mampu berbuat sesuai dengan harkat dan martabat mereka dalam melaksanakan
hak-hak dan tanggung jawabnya selaku anggota masyarakat.
Oleh karena itu, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai
modal soaial dan kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dan dihubungkan
dengan kemampuan individu untuk membuat individu melakukan apa yang diinginkan,
terlepas dari keinginan dan minat mereka.
Refferensi
Rohmad, Zaini.
2016. SOSIOLOGI PEMBANGUNAN. Yogyakarta: Ombak.
Sri Lestari
Wahyuningroem, Seri Makalah Diskusi 2: Meningkatkan Partisipasi
Perumpuan Dalam Politikd di Aceh: Tantangan Dan Peluang, https:/
/carpannlibrary,files.wordprees.com/ 2009/03/ discussion-paper -ayu-print-final.
Kalyanamitra,
2010, Kajian Partisifasi Perempuan dalam Musrembang di Nangroe Aceh
Darusssalam, http://www. Kalyanamitra.or.id/wp-content.
Komentar
Posting Komentar