HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI-SOSIAL DAN SOSIOLOGI
HUBUNGAN ANTARA
ANTROPOLOGI-SOSIAL DAN SOSIOLOGI
A. Hubungan
Antara Antropologi-Sosial Dan Sosiologi
Ditinjau
sepintas lalu, maka seolah-olah tidak ada perbedaan antara sub-ilmu antropologi
yang baru tersebut di atas, yaitu antropologi-sosial dengan suatu ilmu lain
yang sebutannya telah lama di kenal umum, yaitu sosiologi.
Ilmu antropologi-sosial berusaha mencari unsur-unsur persamaan di bidang aneka
warna beribu-ribu masyarakat dan kebudayaan manusia di muka bumi ini, dengan
tujuan untuk mencapai pengertian tentang azas-azas hidup masyarakat dan
kebudayaan manusia pada umumnya. Hal tersebut terakhir itu memang juga
merupakan tujuan dari ilmu sosiologi, sehingga dipandang dari sudut tujuannya
keduanya seolah-olah sama. Sebaliknya kalau ditinjau lebih khusus, akan tampak
beberapa perbedaan juga, yaitu :
1. Kedua ilmu itu masing-masing mempunyai asal-mula dan sejarah
perkembangan yang berbeda.
2. Asal mula sejarah yang berbeda menyebabkan adanya suatu perbedaan
pengkhususan kepada pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmu itu.
3. Asal mula dan sejarah yang berbeda juga telah menyebabkan berkembangnya
beberapametode dan masalah yang khusus dari kedua ilmu masing-masing.
Adapun ketiga perbedaan tersebut di atas
akan kita tinjau lebih mendalam di bawah ini.
Sejarah Perkembangan Sosiologi. Asal-mula dan sejarah
perkembangan antropologi telah kita pelajari di atas. Sebagai perbandingan akan
kita periksa sekarang bagaimana asal-mula dan perkembangan ilmu sosiologi.
Pada mulanya ilmu sosiologi hanya merupakan bagian saja dari ilmu filsafat.
Para ahli filsafat menganalisa segala hal yang ada dalam alam sekelilingnya,
Dengan demikian dalam rangka ilmu filsafat ada suatu bagian yang disebut
filsafat sosial. Pada waktu itu, yaitu sebelum adab ke-19, teori-teori dan
konsep-konsep filsafat sosial itu tentu berubah, sejajar dengan berbagai
perubahan aliran dan latar belakang cara berpikir orang Eropa Barat dalam waktu
beberapa abad lamanya.
Dalam fase kedua setelah timbulnya
krisi-krisis besar dalam kehidupan masyarakat bangsa-bangsa Eropa (seperti
Revolusi Perancis, Revolusi Industri dan sebagainya), timbul kegiantan yang
lebih besar dalam menganalisa masalah-masalah masyarakat, dengan demikian
timbul juga kesadaran dari adanya suatu ilmu sosiologi tersendiri. Apabila
dalam filsafat sosiologi bebagai macam pemikiran tentang masyarakat manusia
masih dapat diklasifikasikan sejajar dengan adanya aliran-aliran filsafat yang
besar di dunia Eropa Barat, ketika ilmu sosiologi memisahkan diri sebagai suatu
ilmu khusus. Perjuangan mengenai dasar-dasar, tujuan dan metode-metode dari
ilmu yang baru itu diantara berbagai sarjana menyebabkan timbulnya seperti
dalam ilmu antropologi, yang baru menunjukkan suatu kemantapan dalam abad
ke-20, kira-kira setelah 1925.
Dengan membandingkan ikthisar sepintas lalu tentang sejarah perkembangan ilmu
antropologi-sosial dan sosiologi di atas, nyata sekali perbedaan yang besar
antara kedua ilmu itu. Ilmu antropologi-sosial mulai sebagai suatu himpunan
bahkan keterangan tentang masyarakat dan kebudayaan penduduk pribumi di
daerah-daerah di luar Eropa untuk menjadi suatu ilmu khusus karena kebutuhan
orang Eropa untuk mendapat pengertian tentang tingkat-tingkat permulaan dalam
sejarah perkembangan masyarakat dan kebudayaannya sendiri. Sebaliknya, ilmu sosiologi
mulai sebagai suatu filsafat sosial dalam rangka ilmu filsafat yang menjadi
suatu ilmu khusus karena krisis masyarakat di Eropa menyebabkan bahwa orang
Eropa memerlukan suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai azas-azas
masyarakat dan kebudayaannya sendiri.
Pokok Ilmiah Dari Antropologi Sosial dan Sosiologi.
Sejarah perkembangan ilmu antropologi telah menyebabkan bahwa ilmu itu sejak
mulanya hingga sekarang masih terutama tertuju kepada obyek-obyek penelitian
dalam masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa yang hidup di luar lingkungan
kebudayaan bangsa-bangsa Eropa dan Amerika Modern. Sebaliknya, sejarah
perkembangan ilmu sosiologi menyebabkan bahwa ilmu itu sejak mula hingga
sekarang tertuju kepada obyek-obyek penelitian dalam masyarakat dan kebudayaan
bangsa-bangsa yang hidup dalam lingkungan kebudayaan Ero-Amerika.
Namun, dalam fase perkembangannya yang
keempat telah kita lihat bahwa para sarjana antropologi juga mulai
memperhatikan gejala-gejala masyarakat dalam lingkungan kebudayaan Ero-Amerika,
sedangkang sudah sejak kira-kira akhir abad ke-19 mulai tampak banyak
penelitian sosiologi yang mulai mengolah bahan dari masyarakat suku-suku bangsa
penduduk pribumi di daerah-daerah di luar Eropa.
Kesimpulannya ialah bahwa kalau akhir-akhir ini perbedaan antara
antropologi dan sosiologi tidak dapat ditentukan lagi oleh perbedaan antara
masyarakat suku-suku bangsa di luar lingkungan Ero-Amerika dengan masyarakat
bangsa-bangsa Ero-Amerika, kemudian kalau perbedaan itu juga tidak dapat di
tentukan oleh perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat pekotaan,
maka perbedaan yang lebih nyata harus dicari dalam hal metode-metode ilmiah
yang berlainan yang dipakai oleh kedua ilmu itu.
Metode Ilmiah Dari Antropologi Sosial dan Sosiologi. Antropologi
mempunyai pengalaman yang lama dalam hal meneliti kebudayaan-kebudayaan
suku-suku bangsa penduduk pribumi di Amerika, Asia Afrika, dan Oseania.
Suku-suku bangsa itu biasanya hidup dalam masyarakat-masyarakat pedesaan yang
kecil, yang dapat diteliti dalam keseluruhahnya sebagai kebetulan. Sebaliknya,
ilmu sosiologi selalu lebih memusatkan perhatian kepada unsur-unsur atau gejala
khusus dalam masyarakat manusia, dengan mengenalisa kelompok-kelompok sosial
yang khusus, hubungan antara kelompok-kelompok atau individu-individu atau
proses-proses yang terdapat dalam kehidupan suatu masyarakat. Dengan demikian
apabila misalnya ada dua orang ahli ilmu sosial, yang satu seorang ahli
antropologi sosial dan yang seorang lagi ahli sosiologi, harus meneliti
masyarakat kota kecil seperti misalnya Mojokerto di Indonesia, atau Middletown
di Amerika Serika, maka kedua ahli tadi akan mengadakan pendekatan yang
berbeda. Ahli antropologi sosial akan mencoba meneliti semua unsur dalam
kehidupan kota-kota itu sebagai kebetulan. Juga apabila ia hanya mengkhusus
kepada suatu unsur tetentu saja dalam kehidupan masyarakat kota, seperti
misalnya aktivitas kehidupan keagamaan atau aktivitas kehidupan kekeluargaan,
ia toh akan menghubungkan unsur-unsur tadi dengan seluruh struktur kehidupan
masyarakat kota. Sebaliknya, seorang ahli sosiologi akan meneliti gejala-gejala
atau proses-proses khusus dengan tidak perlu memandang dahulu akan struktur
dari keseluruhannya, seperti misalnya suatu perkumpulan, gereja, hubungan
pemerintah dengan penduduk, gerakan-gerakan buruh dalam penduduk, masalah besar
kecilnya kejahatan dan sebagainya.
Pengalaman dalam hala meneliti masyarakat kecil telah memberi kesempatan kepada
para ahli antropologi untuk mengembangkan berbagai metode penelitian yang
bersifat penelitian intensif dan mendalam seperti misalnya berbagai metode
wawancara. Sebaliknya para ahli sosiologi yang biasanya meneliti masyarakat
kompleks, lebih banyak mengunakan metode penelitian yang bersifat penelitian
meluas, seperti misalnya berbagai metode angket.
Dunia antropologi mempunyai pengalaman
yang lama dalam hal menghadapi aneka warna (diversitas)yang besar antara
beribu-ribu kebudayaan dalam msayarakat kecil yang tersebar di seluruh buka
bumi, dan ini menyebabkan berkembangnya bebagai metode mengumpulkan bahan yang
mengkhusus ke dalam, yang kualitatif, serta berbagai metode pengolahan dan
analisa yang bersifat membandingkan, yang komparatif.
Di samping adanya dua komplek metode yang mempunyai dasar-dasar yang berbeda,
sebenarnya banyak metode penelitian lain yang sekarang sudah dipakai oleh kedua
ilmu itu bersama-sama, karena pada hakekatnya tujuan dari kedua ilmu itu sama.
Memang antropologi sosial dan sosiologi adalah dua ilmu yang mempunyai dua
kompleks metode yang saling dapat isi mengisi dalam proyek-proyek penelitian
masyarakat yang sama.
B. Hubungan
Antara Antropologi-Sosial Dan Sosiologi
Ditinjau
sepintas lalu, maka seolah-olah tidak ada perbedaan antara sub-ilmu antropologi
yang baru tersebut di atas, yaitu antropologi-sosial dengan suatu ilmu lain
yang sebutannya telah lama di kenal umum, yaitu sosiologi.
Ilmu antropologi-sosial berusaha mencari unsur-unsur persamaan di bidang aneka
warna beribu-ribu masyarakat dan kebudayaan manusia di muka bumi ini, dengan
tujuan untuk mencapai pengertian tentang azas-azas hidup masyarakat dan
kebudayaan manusia pada umumnya. Hal tersebut terakhir itu memang juga
merupakan tujuan dari ilmu sosiologi, sehingga dipandang dari sudut tujuannya
keduanya seolah-olah sama. Sebaliknya kalau ditinjau lebih khusus, akan tampak
beberapa perbedaan juga, yaitu :
1.
Kedua ilmu itu masing-masing mempunyai
asal-mula dan sejarah perkembangan yang berbeda.
2.
Asal mula sejarah yang berbeda
menyebabkan adanya suatu perbedaan pengkhususan kepada pokok dan bahan
penelitian dari kedua ilmu itu.
3.
Asal mula dan sejarah yang berbeda juga
telah menyebabkan berkembangnya beberapa metode dan masalah yang khusus dari
kedua ilmu masing-masing.
Adapun ketiga perbedaan tersebut di atas
akan kita tinjau lebih mendalam di bawah ini.
Sejarah Perkembangan Sosiologi. Asal-mula dan sejarah
perkembangan antropologi telah kita pelajari di atas. Sebagai perbandingan akan
kita periksa sekarang bagaimana asal-mula dan perkembangan ilmu sosiologi.
Pada mulanya ilmu sosiologi hanya merupakan bagian saja dari ilmu filsafat.
Para ahli filsafat menganalisa segala hal yang ada dalam alam sekelilingnya,
Dengan demikian dalam rangka ilmu filsafat ada suatu bagian yang disebut
filsafat sosial. Pada waktu itu, yaitu sebelum adab ke-19, teori-teori dan
konsep-konsep filsafat sosial itu tentu berubah, sejajar dengan berbagai
perubahan aliran dan latar belakang cara berpikir orang Eropa Barat dalam waktu
beberapa abad lamanya.
Dalam fase kedua setelah timbulnya
krisi-krisis besar dalam kehidupan masyarakat bangsa-bangsa Eropa (seperti
Revolusi Perancis, Revolusi Industri dan sebagainya), timbul kegiantan yang
lebih besar dalam menganalisa masalah-masalah masyarakat, dengan demikian
timbul juga kesadaran dari adanya suatu ilmu sosiologi tersendiri. Apabila
dalam filsafat sosiologi bebagai macam pemikiran tentang masyarakat manusia
masih dapat diklasifikasikan sejajar dengan adanya aliran-aliran filsafat yang
besar di dunia Eropa Barat, ketika ilmu sosiologi memisahkan diri sebagai suatu
ilmu khusus. Perjuangan mengenai dasar-dasar, tujuan dan metode-metode dari
ilmu yang baru itu diantara berbagai sarjana menyebabkan timbulnya seperti
dalam ilmu antropologi, yang baru menunjukkan suatu kemantapan dalam abad
ke-20, kira-kira setelah 1925.
Dengan membandingkan ikthisar sepintas lalu tentang sejarah perkembangan ilmu
antropologi-sosial dan sosiologi di atas, nyata sekali perbedaan yang besar
antara kedua ilmu itu. Ilmu antropologi-sosial mulai sebagai suatu himpunan
bahkan keterangan tentang masyarakat dan kebudayaan penduduk pribumi di
daerah-daerah di luar Eropa untuk menjadi suatu ilmu khusus karena kebutuhan
orang Eropa untuk mendapat pengertian tentang tingkat-tingkat permulaan dalam
sejarah perkembangan masyarakat dan kebudayaannya sendiri. Sebaliknya, ilmu
sosiologi mulai sebagai suatu filsafat sosial dalam rangka ilmu filsafat yang
menjadi suatu ilmu khusus karena krisis masyarakat di Eropa menyebabkan bahwa
orang Eropa memerlukan suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai azas-azas
masyarakat dan kebudayaannya sendiri.
Pokok Ilmiah Dari Antropologi Sosial dan Sosiologi.
Sejarah perkembangan ilmu antropologi telah menyebabkan bahwa ilmu itu sejak
mulanya hingga sekarang masih terutama tertuju kepada obyek-obyek penelitian
dalam masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa yang hidup di luar lingkungan
kebudayaan bangsa-bangsa Eropa dan Amerika Modern. Sebaliknya, sejarah
perkembangan ilmu sosiologi menyebabkan bahwa ilmu itu sejak mula hingga
sekarang tertuju kepada obyek-obyek penelitian dalam masyarakat dan kebudayaan
bangsa-bangsa yang hidup dalam lingkungan kebudayaan Ero-Amerika.
Namun, dalam fase perkembangannya yang
keempat telah kita lihat bahwa para sarjana antropologi juga mulai
memperhatikan gejala-gejala masyarakat dalam lingkungan kebudayaan Ero-Amerika,
sedangkang sudah sejak kira-kira akhir abad ke-19 mulai tampak banyak
penelitian sosiologi yang mulai mengolah bahan dari masyarakat suku-suku bangsa
penduduk pribumi di daerah-daerah di luar Eropa.
Kesimpulannya
ialah bahwa kalau akhir-akhir ini perbedaan antara antropologi dan sosiologi
tidak dapat ditentukan lagi oleh perbedaan antara masyarakat suku-suku bangsa
di luar lingkungan Ero-Amerika dengan masyarakat bangsa-bangsa Ero-Amerika,
kemudian kalau perbedaan itu juga tidak dapat di tentukan oleh perbedaan antara
masyarakat pedesaan dengan masyarakat pekotaan, maka perbedaan yang lebih nyata
harus dicari dalam hal metode-metode ilmiah yang berlainan yang diapakai oleh
kedua ilmu itu.
Metode Ilmiah Dari Antropologi Sosial dan Sosiologi. Antropologi
mempunyai pengalaman yang lama dalam hal meneliti kebudayaan-kebudayaan
suku-suku bangsa penduduk pribumi di Amerika, Asia Afrika, dan Oseania.
Suku-suku bangsa itu biasanya hidup dalam masyarakat-masyarakat pedesaan yang
kecil, yang dapat diteliti dalam keseluruhahnya sebagai kebetulan. Sebaliknya,
ilmu sosiologi selalu lebih memusatkan perhatian kepada unsur-unsur atau gejala
khusus dalam masyarakat manusia, dengan mengenalisa kelompok-kelompok sosial
yang khusus, hubungan antara kelompok-kelompok atau individu-individu atau
proses-proses yang terdapat dalam kehidupan suatu masyarakat. Dengan demikian
apabila misalnya ada dua orang ahli ilmu sosial, yang satu seorang ahli
antropologi sosial dan yang seorang lagi ahli sosiologi, harus meneliti
masyarakat kota kecil seperti misalnya Mojokerto di Indonesia, atau Middletown
di Amerika Serika, maka kedua ahli tadi akan mengadakan pendekatan yang
berbeda. Ahli antropologi sosial akan mencoba meneliti semua unsur dalam
kehidupan kota-kota itu sebagai kebetulan. Juga apabila ia hanya mengkhusus
kepada suatu unsur tetentu saja dalam kehidupan masyarakat kota, seperti
misalnya aktivitas kehidupan keagamaan atau aktivitas kehidupan kekeluargaan,
ia toh akan menghubungkan unsur-unsur tadi dengan seluruh struktur kehidupan
masyarakat kota. Sebaliknya, seorang ahli sosiologi akan meneliti gejala-gejala
atau proses-proses khusus dengan tidak perlu memandang dahulu akan struktur
dari keseluruhannya, seperti misalnya suatu perkumpulan, gereja, hubungan
pemerintah dengan penduduk, gerakan-gerakan buruh dalam penduduk, masalah besar
kecilnya kejahatan dan sebagainya.
Pengalaman dalam hala meneliti masyarakat kecil telah memberi kesempatan kepada
para ahli antropologi untuk mengembangkan berbagai metode penelitian yang
bersifat penelitian intensif dan mendalam seperti misalnya berbagai metode
wawancara. Sebaliknya para ahli sosiologi yang biasanya meneliti masyarakat
kompleks, lebih banyak mengunakan metode penelitian yang bersifat penelitian
meluas, seperti misalnya berbagai metode angket.
Dunia antropologi mempunyai pengalaman
yang lama dalam hal menghadapi aneka warna (diversitas)yang besar antara
beribu-ribu kebudayaan dalam msayarakat kecil yang tersebar di seluruh buka
bumi, dan ini menyebabkan berkembangnya bebagai metode mengumpulkan bahan yang
mengkhusus ke dalam, yang kualitatif, serta berbagai metode pengolahan dan
analisa yang bersifat membandingkan, yang komparatif.
Di samping adanya dua komplek metode yang mempunyai dasar-dasar yang berbeda,
sebenarnya banyak metode penelitian lain yang sekarang sudah dipakai oleh kedua
ilmu itu bersama-sama, karena pada hakekatnya tujuan dari kedua ilmu itu sama.
Memang antropologi sosial dan sosiologi adalah dua ilmu yang mempunyai dua
kompleks metode yang saling dapat isi mengisi dalam proyek-proyek penelitian
masyarakat yang sama.
Komentar
Posting Komentar