Kebijakan pemerintah terkait dengan pengandaan Bus Trans Koetaraja dan perluasaan Jembatan Lamnyong.
Kebijakan
pemerintah terkait dengan pengandaan Bus Trans Koetaraja dan perluasaan
Jembatan Lamnyong.
Pengadaan
Bus Trans Koetaraja
Januari 2016, Pemerintah Kota Banda Aceh
berencana mengoperasikan angkutan massal bernama Bus Trans Koetaraja. Pemko
Banda Aceh mengatakan, untuk tahap awal telah mengusulkan pengadaan 30 unit bus
operasional. Beriringan dengan pengadaan bus tersebut memunculkan banyak
pertanyaan, apakah Bus itu penting ? siapa yang akan menggunakan jasa tersebut?
Pertanyaan-pertanyaan itu memang belum bisa
terjawab sekarang. Sebab, secara fisik hanya bakal halte yang terlihat,
selebihnya masih seperti wacana. “Persiapan-persiapan untuk angkutan berbasis
jalan raya itu sedang dan akan dilakukan. Di antaranya, sosialisasi peraturan
tentang angkutan itu, pembangunan tempat-tempat naik serta turun penumpang, dan
lain-lain.
Dalam rencana awal, untuk rute Trans
Kutaraja akan dibangun beberapa alternatif koridor yakni Koridor 1 dari Ulee
Lheue menuju Terminal Batoh. Koridor 2 dari Ajun menuju Darussalam. Koridor 3
dari Teriminal Batoh arah perumahan Syiah Kuala. Dan, Koridor 4 dari Terminal
Batoh menuju Bandara Sultan Iskandar Muda Aceh Besar.
Terhadap rencana kehadiran angkutan massal
itu, Pemko Banda Aceh tentu harus kerja keras. Sebab, ada banyak hal yang harus
disiapkan. Pertama, fasilitas-fasilitas pendukung bagi operasional bus dan
penumpang. Kedua, menyiapkan sikap masyarakat dan komunitas jasa angkutan agar
dapat menerima kehadiran angkutan massal yang digerakkan Pemko Banda Aceh itu.
Dengan kebijakan yang ditetapkan tersebut,
akan ada pihak-pihak yang bisa terusik atas kehadiran Bus Trans Koetaraja seperti, penyedia jasa tukang becak, labi-labi, taksi,
dll.
Kemudian, soal jumlah Bus Trans Koetaraja
yang ingin dioperasikan beserta rutenya juga harus diperhitungkan matang-mata
tingkat urgensinya. Ke Kampus Unsyiah dan UIN Ar-Raniry di Darussalam,
misalnya, jumlah mahasiswa memang banyak. Tapi, sudah dihitungkah berapa banyak
yang akan menggunakan jasa angkutan massal ini?
Sebab, bagi mahasiswa, naik angkutan umum
bukan cuma soal ongkos yang menjadi masalah, tapi juga sejauh apa tempat naik
dan turun bus dengan rumah dan ruang kuliah. Lalu, soal keamanan di dalam bus.
Kesesuaian waktu operasional bus dengan jam kuliah, dan sebagainya.
Demikian juga dengan rute-rute lain, seperti
ke air port di Blang Bintang, berapa banyak penumpang yang saat ini menggunakan
jasa angkutan umum ke atau dari bandara.
Perluasan Jembatan
Lamnyong
Pemerintah
Aceh melalui Dinas Bina Marga menyatakan akan membangun Jembatan Lamnyong II
yang letaknya nanti berdampingan dengan jembatan Lamnyong yang ada sekarang.”Posisinya
berada disisi arah barat laut, dan akan dibangun dengan ukuran yang sama dengan
jembatan yang ada, ”jelas Anwar Ishak, Kepala Dinas Bina Marga Aceh dalam
suratnya menjawab permintaan penjelasan dari Ombdusman RI Perwakilan Aceh
terkait solusi permasalahan kemacetan yang diterjadi di Jembatan Lamnyong Banda
Aceh.
Kemacetan
yang sangat parah terutama terjadi pada jam 07.00 s.d 08.30 dan 16.30 s.d 18.30
di jembatan Lamnyong yang merupakan jalur akses utama menuju ke
Kampus Unsyiah dan UIN Ar-Raniry di Darussalam tersebut. Sudah banyak dan terlalu
sering masyarakat mengeluh dan melaporkan, termasuk kepada Ombudsman RI. Malah
beberapa waktu lalu, Ketua DPRA, Hasbi Abdullah sudah meminta Pemerintah Aceh
untuk serius menangani persoalan terebut.
Menanggapi surat tersebut, Kepala Perwakilan
Ombudsman RI mengingatkan keseriusan terhadap komitmen tersebut. Bersama
masyarakat, Ombudsman RI siap menagih dan mengawasi realisasi dari rencana
tersebut sebagai perwujudan fungsi dan wewenang pengawasan pelayanan publik.
Analisis :
Kebijakan pemerintah
terkait dengan pengandaan Bus Trans Koetaraja dan perluasaan Jembatan Lamnyong,
termasuk fungsi tradisional dari administrasi negara yang meliputi :
·
Pekerjaan Umum; Fungsi ini meliputi
penyediaan sarana-sarana publik yang dibutuhkan masyarakat, seperti pembangunan
jalan raya, satelit komunikasi, rel kereta api, terminal, bandara, jembatan
dll.
Saya
sendiri sangat menyetujui dua kebijakan yang dikeluarkan pemerintah karena
dengan melihat situasi dan kondisi sekarang, pengadaan Bus Trans Koetraja dan
perluasan Jembatan Lamnyong merupakan suatu keharusan, mengingat padatnya
jumlah penduduk terutama Mahasiswa yang tiap tahun presentasenya bertambah
untuk menimba ilmu di dua universitas tersebut, yang pada akhirnya kita
berharap para mahasiswa yang telah lulus dalam menyelesaikan studinya dapat
berkonstribusi untuk memajukan Indonesia ke depan. Namun kita juga berharap
pemerintah sendiri harus bekerjasama dengan pihak-pihak yang berwewenang dalam menetapkan tarif Bus Trans Koetaraja, sehingga mudah dijangkau
oleh semua kalangan, begitu juga dengan adanya perluasaan Jembatan Lamnyong
(pembuatan Jembatan Lamnyong II) masyarakat terutama Mahasiswa lebih leluasa
untuk melakukan berbagai aktivitas, sehingga kedepannya Aceh lebih sejahtera.
Komentar
Posting Komentar