konsep new publik management

Bab I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Banyaknya masalah kenegaraan yang dihadapi akhir-akhir ini, terutama yang paling krusial adalah masalah ”Admnistrasi negara” yang terus mengorbankan kepentingan publik. Karakter political economy pada birokrasi yang sering mengorbankan kepentingan publik (Horn, 1997), telah memperburuk hampir seluruh aspek kehidupan publik dalam negeri. Masalah ini sudah seharusnya menjadi agenda kenegaraan yang mendesak untuk di tangani, karena memiliki dampak negatif jangka panjang yang fatal.
Administrasi negara yang efisien merupakan prasyarat bagi peningkatan demokratisasi, pengembangan ekonomi dan pengalokasian dana secara adil. Reformasi manajemen memiliki peran istimewa guna memperbaiki efisiensi penyelenggaraan pemerintahan. Di banyak negara, reformasi manajemen sedang dipersiapkan atau sudah diterapkan, serta menuaikan hasil yang beragam. Sehingga membuat para ahli mencari solusi terhadap persoalan-persoalan  yang terjadi di masyarakat.
Old publik administration merupakan konsep awal yang diterapkan dalam studi administrasi publik, namun setelah berjalan sekian tahun dalam perkembanganya, doktrin OPA diatas menghadapi (fallacies). Misalnya, Weber yakin bahwa sosok organisasi birokrasi iddeal, padahal dalam perkembangannya bisa berubah sifatnya menjadi sangat kaku, bertele-tele, dan penuh red-tape (weber’s fallacy), Taylor sangat yakin bahwa hanya ada satu cara terbaik (one best way of doing the task) untuk melakukan tugas, padahal dalam perkembangan terdapat banyak cara lain untuk bekerja terbaik, hasil rekayasa teknologi dan ilmu pengetahuan (Talor fallacy). Dengan perkembangan inilah muncul konsep ataupun paradigma baru dalam pemerintahan yang dikenal dengan new publik management yang mucul di Inggris, New Zeaaland, Amerika Serikat dan Kanada, dengan tujuan untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang melanda masyarakat.


B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana  konsep new publik management?
2.      Apa yang dimaksud dengan reinventing Goverment ?
3.      Apa pelajaran yang dapat diambil dari nwe publik managemaent?

C.     Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui konsep new publik management.
2.      Memahami maksud reinventing government.
3.      Belajar dari new publik management.






















Bab II
Pembahasan
1.      Konsep new publik management
a.       Pengertian new publik management
New publik management adalah konsep yang menggunakan mekanisme pasar dan terminologi di sektor publik. Maksudnya dalam melakukan hubungan dengan pelanggannya (customer) dipahami sama dengan proses hubungan transaksi yang di lakukan oleh dunia pasar (market place). Dengan mentransformasikan kinerja pasar seperti ini maka dengan kata lain akan mengganti atau mereform kebiasaan kinerja sektor publik dari tradisi berlandaskan aturan (rule based) dan proses yang menggantungkan pada otoritas pejabat menjadi orientasi pasar dan di pacu untuk berkompetisi sehat.
Di dalam konsep NPM semua pimpinan di dorong untuk menemukan cara-cara baru dan inovatif untuk memperoleh hasil yang maksimal atau melakukan privatisasi terhadap fungsi-fungsi pemerintahan. Mereka tidak lagi memimpin dengan cara-cara melakukan semua jenis pekerjaan dari yang besar hingga kecil (rowing) menyapu bersih semua pekerjaan melainkan mereka melakukan steering membatasi terhadap pekerjaan atau fungsi mengendalikan, memiliki, mengarahkan yang strategis saja. Dengan demikian, kunci NPM sangat menitikberatkan pada mekanisme pasar dalam mengarahkan program-program publik.
Konsep NPM ini dapat dipandang sebagai suatu konsep baru yang ingin menghilangkan monopoli pelayanan yang tidak efisien yang dilakukan oleh instansi dan pejabat-pejabat pemerintah. Dengan konsep seperti inilah maka Chisthopher Hood dari London School of Economic (1995) mengatakan bahwa NPM mengubah cara-cara dan model birokrasi-publik yang tradisional ke arah cara-cara dan model bisnis private dan perkembangan pasar. Cara–cara legetimasi birokrasi publik untuk menyelamatkan prosedur dari diskresi administrasi tidak lagi dipraktikkan oleh NPM dalam birokrasi pemerintah.
Untuk lebih mewujudkan konsep NPM dalam birokrasi publik maka di upayakan agar pemimpin birokrasi meningkatkan produktifitas dan menemukan alternatif cara-cara pelayanan publik berdasarkan perspektif ekonomi. Mereka didorong untuk memperbaiki dan mewujudkan akuntabilitas publik kepada pelanggan, meningkatkan kinerja, restrukturisasi lembaga birokrasi publik, merumuskan kembali misi organisasi, melakukan streamlining proses dan prosedur birokrasi, dan melakukan disentralisasi proses pengambilan kebijakan.
Semenjak konsep NPM ini dikemukakan, maka telah banyak kemajuan dari praktika konsep ini di beberapa negara di dunia. Seperti misalnya, upaya melakukan privatisasi fungsi-fungsi yang selama ini dimonopoli pemerintah dalam di beberapa negara mengalami banyak kemajuan dan perubahan. Pimpinan eksekutif yang diwajibkan melakukan proses akuntabilitas terhadap proses tercapainya tujuan organisasi, menciptakan proses baru untuk mengukur peningkatan produktifitas kerja, dan melakukan reengineering sistem yang merefleksi terhadap kuatnya komitmen pada akuntabilitas publik (Barzelay, 2001 : Boston et al., 1996 ; dan Bouckaert, 2000)
Donal Kettl (2000) menyebutkan dengan “ the global publik managemant reform” menfokuskan pada enam hal berikut :
·         Bagaimana pemerintah bisa menemukan cara untuk mengubah pelayanan dari hal yang sama dan dari dasar pendapatan yang lebih kecil.
·         Bagaimana bisa pemerintah menggunakan intensif pola pasar untuk memperbaiki patologi birokrasi.
·         Bagaimana pemerintah bisa menggunakan mekanisme pasar untuk memberikan kepada warga negara (pelanggan) alternatif yang luas untuk memilih bentuk dan macam pelayan publik. Atau paling sedikit pemerintah bisa mendorong timbulnya keberanian untuk memeberikan pelayan yang lebih baik kepada warganya.
·         Bagaimana pemerintah bisa menyempurnakan kemampuan untuk membuat dan merumuskan kebijakan.
·         Bagaimana pemerintah bisa membuat program yang lebih responsif.
·         Bagaimana pemerintah bisa memusatkan perhatiannya pada hasil dan dampaknya (output dan outcame) ketimbang perhatiannya pada proses dan strruktur. Bagaimana mereka bisa mengganti sistem yang menekan pada alur top-down dan sistem yang berorientasi pada aturan kepada suatu sistem yang berorientasi kepda button-up dan sistem yang berorientasi hasil.
Sama dengan pendapat Kettl di atas, Jonathan Boston (1991) menyatakan bahwa pusat perhatian dari doktrin NPM itu pada intinya sebagai berikut : lebih menekankan pada proses pengelolaan (manajemen) dibandingkan perumusan kebijakan, perubahan dari penggunaan kontrol masukan (input controls) ke penggunaan ukuran-ukuran yang bisa di hitung terhadap output dan kinerja target, revolusi manajemen kontrol sejalan dengan pengembangan mekanisme sistem pelaporan, monitoring, akuntabilitas baru.
b.      Karakteristik  New  Publik  Management
 Karakterisik utama NPM adalah perubahan lingkungan birokrasi untuk menuju sistem manajemen publik yang fleksibel dan lebih berorientasi pada kepentingan publik.
M.Minougue (2000)  menyebutkan adanya 5 karakteristik utama Public Management, yaitu:
  1. A separation of strategic policy from operational management. New Public Management lebih banyak terkait dengan tugas-tugas operasional pemerintahaan dari pada peran perumusan kebijakan.
  2. A concern with results rather than process and procedure. New Public Management lebih berfokus pada upaya mencapai tujuan daripada upaya berkutat dengan proses dan prosedur.
  3. An orientation the needs of customer rather than those of bureaucratic organizations. New Public Management lebih banyak berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pelanggan dari pada kebutuhan birokrasi.
  4. A withdrawal from direct service provision in favour of a steering or enabling role. New Public Management menghindarkan diri dari berperan memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat sesuai dengan peran utamanya memberikan arahan saja atau pemberdayaan kepada masyarakat.
  5. A trans formed bureaucratic culture/ A change to entrepreneurial management culture. New Public Management mengubah diri dari budaya birokrasi.
Menurut C.Hood (1991) menyebutkan ada 7 karakteristik New Public Management, yaitu:
1.      Hands-on professional management, pelaksanaan tugas manajemen pemerintahaan diserahkan kepada menejer propesional.
2.   Explicit standards and measures of performance, adanya standar dan ukuran kinerja yang jelas.
3.      Greater emphasis on out put control, lebih ditekankan pada control hasil/keluaran.
4.      A shift to desegregations of units in the public sector, pembagian tugas ke dalam unit-unit yang dibawah.
5.       A shift to greater competition in the public sector, ditumbuhkannya persaingan ditubuh sektor publik.
6.      A stress on private sectore styles of management practice, lebih menekankan diterapkannyagaya manajemen sektor privat.
7.      A stress on greater discipline and parsimony in resource use, lebih menekankan pada kedisiplinan yang tinggi dan tidak boros dalam     menggunakan berbagai sumber.

2.      Reinventing Bureaucracy
Dalam upaya melakukan perbaikan birokrasi pemerintahan sering kali kita mendengar istilah “Reinventing Government”. Istilah ini menjadi ketika presiden AS Clinton melakukan pembaruan birokrasi pemerintahannya. Apa yang dilakukan oleh Clinton di Amerika tampaknya tidak hanya penting bagi pemerintah AS saja, akan tetapi penting juga untuk kita karena prinsi-prinsip dalam Reinventing Government itu bisa di ambil sari patinya untuk perbaikan sistem birokrasi pemerintahan.
Pembaruan dalam Reinventing Government dapat pula dikatakan sebagai upaya mewiraswastakan birokrasi pemerintah. Mewiraswastakan bukan bearti setiap pejabat di haruskan berdagang atau menjadi seperti pengusaha, melainkan adanya upaya pejabat untuk bekerja keras meningkatkan pelayanan publik dan berupaya untuk lebih produktif dan inovatif. Jadi prinsip Reinventing Government adalah mentransformasikan kinerja dalam dunia usaha ke kinerja organisasi pemerintah. Konsep NPM seperti di uraikan di atas nampak diterapkan  di AS ketika Osborne dan Gaebler menerbitkan buku Reinventing Government (1992) dan kemudian dilanjutkan dengan buku lain bersama Peter Plastrik Banishing Bureucracy (1997). Dengan mengambil pengalaman dari negara-negara lain terutama dari Inggris dan New Zeland dan pengalam dari negara bagian di AS Osborne yang mantan jurnalis dan City Manager itu mengenalkan NPM dalam birokrasi pemerintah yang rupanya di sambut baik oleh Bill Clinton untuk melakukan birokrasi dalam pemerintahannya.




            Sepuluh prinsip mengwiraswastakan birokrasi pemerintah antara lain :
1)      Pemerintah harus bersifat katalis.
Merupakan suatu fungsi yang mampu memisahkan sebagai pengarah (membuat kebijakan) dengan fungsi pelaksana. Contoh untuk membangkitkan peranan masyarakat di tingkat masyarakat di tingkan kecamatan dalam meningkatkan produktivitas pertanian seorang camat bisa memberikan ransangan pembelian pupuk yang murah, memberikan pelatihan softkill, memberikan penghargaan untuk meransang petani lebih giat dalam bekerja.
2)      Pemerintahan milik rakyat.
Disini seorang pejabat pemerintah harus mau dikontrol, dikritik, dan diawasi oleh rakyat
3)      Pemerintah kompetitif.
Seorang pejabat pemerintah selain mampu mendorong masyarakatnya untuk berperan aktif dalam meningkatkan produktifitas juga mampu mendorong staf karyawannya bersaing untuk meningkatkan kinerja.
4)      Pemerintah berorientasi misi.
Melakukan deregulasi internal,  menghapus peraturan dan ketentuan yang tidak efektif, menyerhanakan sistem administratif yang telalu panjang misalnya perizinan.
5)      Pemerintah berorientasi pada hasil.
Para pimpinan organisasi pemerintah mengukur kinerja instansi, menetapkan target, memberikan imbalan kepada instansi yang mencapai atau melebihi target.
6)      Pemerintah berorientasi pelanggan.
Dalam hal ini pemerintah melakukan masyarakat yang dilayani sama saja baik itu pelajar, orang tua, pembayar pajak, orang mengurs KTP, dll. Pimpinan organisasi pemerintahan harus melakukan survei kepada pelanggan apa yang diinginkan dan dibutuhkan yang berhubungan dengan instansi pemerintahan.
7)      Pemerintah swasta
Pemerintah menfokuskan energinya bukan hanya menghabiskan anggaran yang ada melainkan juga mengahsilkan uang. Cotohnya : bagaimnana kinerja camat untuk senantiasa jeli untuk melihat kesempatan untuk meningkatkan produktifitas kecamatannya.


8)      Pemerintah antisipatif
Suatu pemerintahan yang berfikir ke depan. Pimpinan isntansi pemerintah mencoba mencegah timbulnya maslah dari pada memberikan pelyanan untuk menyelesaikan masalah. Mereka menggunakan perencanaan strategis untuk melihat ke depan.
9)      Pemerintahan desentralisasi
Suatu pemerintahan yang mendorong wewenang dari pusat melimpah ke daerah melalui organisasi yang ada.
10)  Pemerintahan berorientasi pasar.
Memanfaatkan struktur pasar swasta untuk memecahkan masalah daripada menggunakan mekanisme administratif, seperti menyampaikan pelayanan atau perintah dan kontrol dengan memanfaatkan peraturan. Mereka menciptkana intensif keuangan-pajak. Dengan cara ini, organisasi swasta atau anggota masyarakat berperilaku mengarah pada pemecahan masalah sosial.
Reinventing government pada hakikatnya adalah NPM.. Jika OPA  prinsipnya dilaksanakan dalam birokrasi pemerintah, maka pokok pemikiran dari NPM yang salah satu aplikasinya adalah reinventing government.
3.      Belajar dari New Publik Management
Hasilnya nyata dari reformasi tersebut mencakup lima aspek yaitu (1) saving (2) perbaikan proses (3) perbaikan efesiensi (4) peningkatan efektivitas (5)perbaikan sistem administrasi seperti peningkatan kapsitas, flesibelitas dan ketahanan. Dalam hal saving, perbaikan proses dan efesiensi serta sistem administrasi, Inggris dan Amerika telah mengklaim berhasil, tetatpi dalam hal efektivitas belum dirasakan, karena hasil akhir progrma baru dirasakan beberapa tahun kemudian (Pollit, 2002) .Beberapa negara di Afrika telah mengambil manfaat dari NPM (Polidano, 2002) tetapi dinegara negara berkembang lainnya, NPM masih bersifat embrio dan coba-coba. Keberhasilan NPM ini sangat tergantung kepada kemampuan institusi, serta iklim dan ideologi manjemen yang dianut.
            Dalam perkembangannya NPM banyak menuai kritikan karena para elit birokrasi cenderung berkompetisi utnuk memperjuangkan kepentingan dirinya dari pada kepentingan umum, dan berkolaborasi untuk mencapainya. Apalagi dasar NPM adalah Public Choise yang sangat di dominasi oleh kepentingan pribadi sehingga konsep seperti publik spirit, publik service terabaikan, hai ini tidak akan mendorng demokrasi.
Disamping itu NPM tidak pernah ditujukan untuk menangani pemerataan dan masalah keadilan sosial (Harrow, 2002). Munculnya NPM telah mengancam nilai-nilai inti sektor ublik yaitu citizen selfgovernment dan fungsi administor sebagai servan of publik interest, bahkan kalau tidak berhati-hati, justru akan meningkatkan korupsi dan menciptkan maslah baru (Haque, 2007).































Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
New publik management adalah konsep yang menggunakan mekanisme pasar dan terminologi di sektor publik. Maksudnya dalam melakukan hubungan dengan pelanggannya (customer) dipahami sama dengan proses hubungan transaksi yang di lakukan oleh dunia pasar (market place). Dengan mentransformasikan kinerja pasar seperti ini maka dengan kata lain akan mengganti atau mereform kebiasaan kinerja sektor publik dari tradisi berlandaskan aturan (rule based) dan proses yang menggantungkan pada otoritas pejabat menjadi orientasi pasar dan di pacu untuk berkompetisi sehat.
Reinventing Government adalah mentransformasikan kinerja dalam dunia usaha ke kinerja organisasi pemerintah. Konsep NPM seperti di uraikan di atas nampak diterapkan  di AS ketika Osborne dan Gaebler menerbitkan buku Reinventing Government (1992) dan kemudian dilanjutkan dengan buku lain bersama Peter Plastrik Banishing Bureucracy (1997). Dengan mengambil pengalaman dari negara-negara lain terutama dari Inggris dan New Zeland dan pengalam dari negara bagian di AS Osborne yang mantan jurnalis dan City Manager itu mengenalkan NPM dalam birokrasi pemerintah yang rupanya di sambut baik oleh Bill Clinton untuk melakukan birokrasi dalam pemerintahannya.
Pelajaran penting yang dapat diambil dari NPM adalah bahwa pembangunan birokrasi harus memperhatikan mekanisme pasar, mendorong kompetisi kontrak untuk mencapai hasil, harus lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggan, harus lebih bersifat mengarahkan daripada bersifat menjalankan sendiri, menekankan budaya organisasi yang bersifat fleksibel, dan inovatif.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LEMBAGA KEMENTRIAN (WIZARAH AL-TAFWIDH DAN WIZARAH AL-TANFIDZ)

Opini Tentang Masalah Sosial dalam Masyarakat

Sejarah Lahirnya Sosiologi