perilaku organisasi
Wawancaraa
Responden
I :
Nama : Nusyah S.Pd
Pekerjaan
: PNS ( Guru )
Alamat
: Peureulak, Aceh Timur
Pertanyaan
:
1. Menurut
ibu bagaimanakah interaksi sehari-hari kepala sekolah dengan seluruh staf guru
di sekolah tersebut ?
2. Bagaimanakah
sikap kepala sekolah tersebut dalam memimpin rapat ?
3. Jika
ibu berhalangan tidak dapat berhadir kesekolah seperti biasanya lalu ibu
meminta izin kepada kepala sekolah, bagaimana tanggapan dari kepala sekolah
tersebut ?
4. Apakah
kepala sekolah pernah memberikan reword kepada guru-guru berprestasi di sekolah
tersebut ?
Jawaban
:
1. Interaksi
kepala sekolah dengan seluruh staf relative baik, besikap mengayomi, tidak
memaksakan kehendak sendiri, dan bersifat lebih terbuka.
2. Ketika
memimpin rapat kepala sekolah penuh dengan wibawa dan tergolong tegas, sebagai
contoh: Dia akan menegur guru-guru yang terlambat menghadiri rapat, namun dia
akan bertanya terlebih dahulu semisal apa alasan ibu/bapak telat ? dan lain
sebagainya.
3. Kepala
sekolah akan bertanya alasan tidak dapat hadir, lalu mempertimbangkan jika dia
dapat memberi izin maka dia akan memberinya, atau sebaliknya.
4. Ya
reword yang diberikan hanya berskala kecil, contohnya kepala sekolah akan
memuji dan menyuruh untuk meneladani guru berprestasi ketika beliau memimpin
rapat.
Kesimpulan :
Menurut saya setelah mendengar
jawaban-jawaban dari wawancara tersebut, maka model system perilaku organisasi
yang digunakan lebih cenderung kepada model suportif, orientasi manajemen yang
dibangun kepala sekolah adalah hubungan serta kepercayaannya kepada guru-guru.
Kemudian dengan cara kepemimpinan yang bersifat mengayomi hasil prestasi dari
guru-guru akan cenderung lebih meningkat.
Responden
II :
Nama
: Linatusyifa
Pekerjaan
: Mahasiswa ( Staf Kementrian
Pemberdayaan Perempuan BEM UNSYIAH )
Alamat
: Limpok Darussalam, Banda Aceh
Pertanyaan
:
1. Menurut
kakak bagaimanakah interaksi sehari-hari ketua BEM dengan seluruh staf anggota
?
2. Bagaimanakah
sikap ketua BEM tersebut dalam memimpin rapat ?
3. Jika
kakak berhalangan tidak dapat berhadir dalam sebuah agenda penting lalu kakak
meminta izin kepada ketua BEM, bagaimana
tanggapan dari ketua BEM tersebut ?
4. Setalah
memberikan tugas masing-masing kepada seluruh anggota BEM, apakah ada
pemantauan lanjutan dari ketua BEM ?
5. Setelah
menyelesaikan agenda penting dalam sebuah organisasi, bagaimanakah sikap ketua BEM ?
Jawaban
:
1. Interaksi
sehari-hari sangat baik, ketua BEM penuh dengan wibawa, sopan santun dan disiplin.
2. Ketika
memimpin rapat ketua sangat santun dalam bertutur kata, tapi dia akan marah
jika di dalam rapatnya, terdapat anggota
yang tidak mematuhi aturan, baik dalam ketepatan waktu maupun dalam etika rapat.
3. Untuk
sekali ataupun dua kali ketua BEM memberikan dispensasi apapun alasannya, namun
jika lebih dari itu, jika alasannya tidak logis
ketua BEM akan memberikan peringatan bahkan bersifat memarahi.
4. Ketua
BEM hanya melakukan pemantauan secara umum untuk pemantauan lanjutannya akan
diserahkan kepada ketua staf masing-masing
yang bersangkutan.
5. Setelah
agenda selesai maka akan ada rapat evaluasi terhadap agenda yang dijalankan,
apakah target yang ditentukan sebelumnya berhasil tercapai dengan maksismal,
atau perlu dilakukan peninjauan ulang untuk pembelajaran dalam agenda
selanjutnya.
Kesimpulan
:
Dalam
wawancara kedua saya menggolongkan kepada model suportif yang dikombinasikan
dengan kolegial, karena sikap yang ditonjolkan oleh sang pemimpin dalam
memanage organisasinya sudah tepat menurut saya, kemudian anggota BEM juga
menjalankan tugas dengan kemitraan, contoh kecil dalam sebuah agenda merekaa
lebih memilih melakukannya secara bersama-sama terhadap tugas yang dibebankan
atas mereka.
Komentar
Posting Komentar