pelayanan yang dapat diukur dengan kualitatif dan kuantitatif

·         Kualitatif adalah sebuah nilai yang dikandung oleh sesuatu / sebuah benda, dimana penelitian yang dilakukan akan didasarkan pada mutu dan kualitas yang tekandung di dalamnya. Contohnya adalah pelayanan dalam pembuatan KTP di kota Banda Aceh, Banda Aceh merupakan salah satu daerah yang bagus pelayanan publiknya di Indonesia, disini saya melihat para birokrat yang bekerja masuk dalam katagori kualitatif, saya menyimpulkan demikian karena kinerja mereka yang bagus, ketika masuk ke dalam kantor KPPTSP (Kantor Pelayanan Perizinan Satu Pintu Terpadu), pelayanannya seperti di Bank, masyarakat dijadikan seperti costumer, setelah mengambil nomor antri ketika sampai pada gilirannya para pekerja akan melayani masyarakat tersebut dengan sangat memuaskan, dan langsung diarahkan ke tempat-tempat selanjutnya, lalu setelah semua persyaraatan terpenuhi maka, masyarakat tersebut hanya menunggu satu hari untuk kesiapan KTP nya. Maka dari contoh ini kualitatif sangat di kedepankan oleh para birokrat.
·         Pelayanan kantor wilayah ditjen pembendaharaan Aceh, dalam memberikan transparansi terhadap penggunaan APBN/APBD Aceh khususnya, para birokrat yang bekerja di kantor pembendaharan Aceh tersebut sangat transparansi untuk memberikan data yang akurat terhadap penggunaan dana Aceh, seperti seminar yang di adakan di UIN AR-RANIRY beberapa hari yang lalu yang tujuannya memberikan pemahaman kepada Mahasiswa tentang apa itu APBN dan bagaimana cara penggunaannya, disini jelas kita melihat para pekerja tersebut lebih mengendepankan kualitas dari pada kuantitas, sehingga mereka pun mendapat apresiasi dari KEMENKU (Sri Mulyani) dengan katagori salah satu auditing terbaik.
·         dalam kampus kita juga dapat melihat contoh dari kualitatif yakni dengan kinerja sebagian dosen dalam proses mengajar, baik itu dalam kedisiplinan waktu, ataupun penjelasan materi yang memuaskan.

·         Kuantitatif adalah sebuah penilaian yang dilakukan berdasarkan jumlah sesuatu, yang mana dalam hal ini kualitas bukanlah sebagai faktor utama yang menjadi dasar penilaian. Contohnya adalah adalah bantuan pemerintah berupa beras miskin (RASKIN) kepada masyarakat yang kurang mampu di seluruh Indonesia. Disini saya menilai bahwa bantuan yang diberikan oleh pemerintah berupa RASKIN tersebut bersifat kuantitatif, karena kualitas dari beras tersebut tidak terlalu dipentingkan, namun yang lebih ditekankan dari bantuan ini adalah kuantitasnya (jumlahnya), dalam artian semua warga miskin yang telah terdata disetiap kampung dapat menerima beras tersebut untuk meringankan beban mereka.


·         Kebijakan pemerintah dalam pembuatan/ perbaikan infrasturktur, contohnya pembuatan jembatan atau pengaspalan jalan, disini kuantitas lebih dikedepankan, sehingga kualitas dari jalan ataupun jembatan yang dibuat sangat tidak memadai. Bahkan sebagian jalan yang baru diperbaiki tidak bertahan sampai setahun sudah mengalami kerusakan kembali. Contoh riil dapat kita lihat jalan nasional Banda Aceh-Medan, lintas timur. jalan-jalan tersebut rata-rata baru mengalami perbaikan, namun tidak bertahan sampai setahun telah mengalami kerusakan kembali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LEMBAGA KEMENTRIAN (WIZARAH AL-TAFWIDH DAN WIZARAH AL-TANFIDZ)

Opini Tentang Masalah Sosial dalam Masyarakat

Sejarah Lahirnya Sosiologi